Rabu, 05 Februari 2014

BEA(IT)CH DIRECTION -Part III-


Haiiii, ini cerita hari ketiga kami di Sabang..

Kami bangun pukul 8 pagi karena kecapekan abis snorkling dan diving di hari sebelumnya. Nah, hari ini kami keliling Sabang lagi sebelum nyebrang ke Banda Aceh. Jadi tujuan pertama kami beli oleh-oleh dulu. saya lupa nama lokasinya dimana, yang penting kami ke pabrik pembuatan kue kacang khas Sabang. nah, disitu kami disuruh mencicipi kue yang baru dimasak. Rasanya pasti enak dong. Jadi kami borong tuh, ada sekitar  7 kardus yang kami borong. Lalu lanjut perjalanan, kami ke Pantai Sumur Tiga. Sebelum sampai ke Pantai Sumur Tiga, kami singgah dulu ke Pantai Kasih yang juga gak kalah bagus. Tapi kami cuma singgah aja sama berfoto tanpa berenang karena ngejar waktu. Pantai Sumur Tiga ini juga banyak penginapan dan salah satu pantai yang menjadi tujuan utama selain Pantai Iboih.
Pantai Kasih

Pantai Kasih

Pantai Sumur Tiga

Pantai Sumur Tiga

Pantai Sumur Tiga



Lepas dari Pantai Sumur Tiga, kami pergi ke daerah Anoi Hitam dibagian tenggara Pulau Weh. Anoi hitam merupakan suatu pantai yang berpasir hitam karena ada campuran nikel di dalamnya. Nah, di dekat pantai Anoi Hitam ini terdapat bunker peninggalan jaman Jepang ketika perang dunia kedua. Disekitar bunke terdapat hamparan rumput yang berbukit-bukit persis kayak rumah teletubbies hahah ( tau gak? ). Duduk di pinggiran pantai sambil merasakan angin sepoi-sepoi dan dengarin riuh ombak itu rasanya nyamannnnn banget. Dan gak lupa juga foto-foto pastinya.
Daerah Anoi Hitam

Bukit Teletubbies



Setelah satu jam di Anoi Itam, kami bergegas ke Vulcano, salah satu gunung berapi di Pulau Weh. Gunung Berapi ini bernama Gunung Jaboi berada di Kecamatan Sukajaya. Gunung ini masih kecil namun juga masih aktif. Ketika  kami kesana kami harus berjalan kaki mnyelusuri jalan setapak sekitar 200 meter. Lalu terciumlah aroma belerang yang sangat semerbak sehingga kami tidak berlama-lama di tempat ini. Bagi yang ingin melihat kedalam, usahakan jangan membuang puntung rokok sembarangan dikarenakan pada akhir tahun 2013 gunung ini menunjukkan aktivitas vulkanik berupa asap belerang yang menerjang sekitar 1 km dari gunung serta adanya percikan api. Diduga aktivitas vulkanik tersebut berasal dari kecerobohan pengunjung yang membuang puntung rokok sembarangan dan akhirnya memancing aktivitas vulkanik.
Waktu telah menunjukkan pukul 2 siang. Kami memutuskan untuk langsung bergegas ke pelabuhan Balohan karena ferry akan menyebrang ke Banda pada pukul 15.30. Sembari menunggu keberangkatan kapal, kami makan siang dan sholat di dekat pelabuhan. Satu jam lebih kami berada di kapal untuk menyebrang ke Banda. Gak biasanya kapal cepat memakan waktu selama itu. Yaaa, kami juga gak tau kenapa..
Sesampainya di pelabuhan Uleelheu Banda Aceh, kami bingung harus naik apa supaya bisa sampai ke hotel untuk menginap. Bak artis kami berdelapan diserbu oleh puluhan tukang becak, tukang labi-labi, tukang ojek, tukang rental mobil, untuk menawarkan jasa mereka. Yah, yang penting sampai aja ke hotel. Itu sih yang kami pikirkan. Dengan naik labi-labi yang kami carter dengan harga 50 ribu akhirnya kami sampai juga di hotel Medan di daerah Peunayong depan pusat kuliner Rex. Setelah magrib kami bergegas untuk merasakan kuliner Aceh. Sate matang, kerang rebus, ayam tangkap, ayam pak ulis, serta lain-lain ludes dalam sekejap. Dan kami masih lapar. Akhirnya dengan bermodalkan dua unit becak mesin dimana dalam 1 becak ada 4 orang, kami bergegas ke tempat nongkrongnya anak gaul Banda. Hahahah yaps kami ke Canai Mamak. Berbagai canai mulai dari roti canai biasa, roti tisu, sampai canai durian ada disini. Huaaaaa, kapan ya Medan punya yang beginian?? Waktu menunjukkan pukul 22.00. Kami harus pulang, istirahat. Karena besok kami bakal keliling-keliling lagiiii. Uwowwww, amazing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar