Haiiii, ini cerita hari
ketiga kami di Sabang..
Kami bangun pukul 8
pagi karena kecapekan abis snorkling dan diving di hari sebelumnya. Nah, hari
ini kami keliling Sabang lagi sebelum nyebrang ke Banda Aceh. Jadi tujuan
pertama kami beli oleh-oleh dulu. saya lupa nama lokasinya dimana, yang penting kami ke pabrik pembuatan kue kacang khas Sabang. nah, disitu kami disuruh mencicipi kue yang baru dimasak. Rasanya pasti enak dong. Jadi kami borong tuh, ada sekitar 7 kardus yang kami borong. Lalu lanjut perjalanan, kami ke Pantai Sumur Tiga. Sebelum sampai ke Pantai Sumur Tiga, kami
singgah dulu ke Pantai Kasih yang juga gak kalah bagus. Tapi kami cuma singgah
aja sama berfoto tanpa berenang karena ngejar waktu. Pantai Sumur Tiga ini juga
banyak penginapan dan salah satu pantai yang menjadi tujuan utama selain Pantai
Iboih.
|
Pantai Kasih |
|
Pantai Kasih |
|
Pantai Sumur Tiga |
|
Pantai Sumur Tiga |
|
Pantai Sumur Tiga |
Lepas dari Pantai Sumur
Tiga, kami pergi ke daerah Anoi Hitam dibagian tenggara Pulau Weh. Anoi hitam
merupakan suatu pantai yang berpasir hitam karena ada campuran nikel di
dalamnya. Nah, di dekat pantai Anoi Hitam ini terdapat bunker peninggalan jaman
Jepang ketika perang dunia kedua. Disekitar bunke terdapat hamparan rumput yang
berbukit-bukit persis kayak rumah teletubbies hahah ( tau gak? ). Duduk di
pinggiran pantai sambil merasakan angin sepoi-sepoi dan dengarin riuh ombak itu
rasanya nyamannnnn banget. Dan gak lupa juga foto-foto pastinya.
|
Daerah Anoi Hitam |
|
Bukit Teletubbies |
Setelah satu jam di
Anoi Itam, kami bergegas ke Vulcano, salah satu gunung berapi di Pulau Weh. Gunung
Berapi ini bernama Gunung Jaboi berada di Kecamatan Sukajaya. Gunung ini masih
kecil namun juga masih aktif. Ketika kami kesana kami harus berjalan kaki
mnyelusuri jalan setapak sekitar 200 meter. Lalu terciumlah aroma belerang yang
sangat semerbak sehingga kami tidak berlama-lama di tempat ini. Bagi yang ingin
melihat kedalam, usahakan jangan membuang puntung rokok sembarangan dikarenakan
pada akhir tahun 2013 gunung ini menunjukkan aktivitas vulkanik berupa asap
belerang yang menerjang sekitar 1 km dari gunung serta adanya percikan api. Diduga
aktivitas vulkanik tersebut berasal dari kecerobohan pengunjung yang membuang
puntung rokok sembarangan dan akhirnya memancing aktivitas vulkanik.
Waktu telah menunjukkan
pukul 2 siang. Kami memutuskan untuk langsung bergegas ke pelabuhan Balohan
karena ferry akan menyebrang ke Banda pada pukul 15.30. Sembari menunggu
keberangkatan kapal, kami makan siang dan sholat di dekat pelabuhan. Satu jam
lebih kami berada di kapal untuk menyebrang ke Banda. Gak biasanya kapal cepat
memakan waktu selama itu. Yaaa, kami juga gak tau kenapa..
Sesampainya di
pelabuhan Uleelheu Banda Aceh, kami bingung harus naik apa supaya bisa sampai
ke hotel untuk menginap. Bak artis kami berdelapan diserbu oleh puluhan tukang
becak, tukang labi-labi, tukang ojek, tukang rental mobil, untuk menawarkan jasa
mereka. Yah, yang penting sampai aja ke hotel. Itu sih yang kami pikirkan. Dengan
naik labi-labi yang kami carter dengan harga 50 ribu akhirnya kami sampai juga
di hotel Medan di daerah Peunayong depan pusat kuliner Rex. Setelah magrib kami
bergegas untuk merasakan kuliner Aceh. Sate matang, kerang rebus, ayam tangkap,
ayam pak ulis, serta lain-lain ludes dalam sekejap. Dan kami masih lapar. Akhirnya
dengan bermodalkan dua unit becak mesin dimana dalam 1 becak ada 4 orang, kami
bergegas ke tempat nongkrongnya anak gaul Banda. Hahahah yaps kami ke Canai
Mamak. Berbagai canai mulai dari roti canai biasa, roti tisu, sampai canai
durian ada disini. Huaaaaa, kapan ya Medan punya yang beginian?? Waktu menunjukkan
pukul 22.00. Kami harus pulang, istirahat. Karena besok kami bakal
keliling-keliling lagiiii. Uwowwww, amazing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar