Ini hari terakhir
liburan kami di tanah rencong..
Jadi kami bergerak dari
hotel sekitar pukul 10 dan itu udah bawa semua barang yang akan diangkut untuk
pulang. Kami ngerental mobil + supir seharga 400 ribu untuk bawa kami
jalan-jalan seharian. Jalan-jalan pertama yaitu ke Pantai Lampuuk. Sampai di
Lampuuk ternyata sunyi sesunyi sunyinya karena masih pagi. Awalnya kami mau ke
musium tsunami tapi berhubung musiumnya belum buka makanya kami kesini. Gak jauh
beda sama pantai di Sabang, airnya biru buat mata pangling dan mau nyebur (tapi
gak bisa nyebur). Bedanya disini udah banyak yang jualan berbagai macam makanan
dan banyak pondok kecil untuk tempat duduk. Karena cuma kami pengunjungnya ya jadi serasa pantai milik sendirilah, lari sana lari sini, foto berbagai pose, dan syuting video hahahaha. Kami gak lama disini, gak sampe juga sekitar satu jam lalu kami beranjak untuk makan mie leupung. Mie leupung ini mie aceh yang wajib dijelajahi bagi para pelancong. Rasanya uwow, gak usah ditanya lagi
Lampuuk Beach |
Selepas makan mie
leupung, jujur aja karena kekenyangan kami ngantuk dan gak sadar ternyata kami
dah nyampe ke Gampong Lampulo. Jadi disini ada kapal nelayan yang nyangkut
diatas rumah warga ketika diterjang oleh gelombang tsunami. Dan ternyata kapal
tersebut juga menyelamatkan sekitar puluhan warga juga.
Nah, ini dia kapal yang diatas rumah. Jelas bukan? |
Gak lama di gampong
Lampulo, kami bergegas ke Museum Tsunami. Nah, di museum tsunami ini terdapat
banyak bukti-bukti tragisnya terjangan tsunami yang menerpa Banda Aceh pada 26
Desember 2004. Banyak yang bisa dilihat, namun kami kurang puas karena
terburu-buru supaya bisa melancong ke tempat lainnya.
Setelah dari museum
Tsunami, kami ke Gampong Punge Blang Cut di dekat Pelabuhan Uleelheu untuk
melihat kapal PLTD Apung. Luar biasa besar kapalnya, dan anehnya kenapa kapal
yang bermaterialkan baja dengan berat ribuan ton tersebut bisa ada
ditengah-tengah pemukiman warga. Kebayang kan gimana besarnya terjangan tsunami
2004 yang lalu. Oh ya, dari atas kapal ini ada teropong yang bisa digunakan
untuk memandang Kota Banda Aceh beserta lautnya. Bahkan kalau hari cerah pulau
Sabang pun bisa kelihatan (kata guide sih begitu). Hanya dengan memasukkan
recehan 500 rupiah bisa memandang melalui teropong selama 1 menit.
Puas di PLTD Apung,
kami bergegas untuk ke Bandara Sultan Iskandar Muda. Dikarenakan pas pergi
kebanyakan muntah, akhirnya teman-teman saya memutuskan untuk pulang dengan
pesawat. Hahahah. Kalau saya tidak pulang dong, masih betah disini dan masih
mau berkeliling-keliling Aceh. Nah, cerita selanjunya bakalan menyusul ya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar