Kamis, 06 Februari 2014

BEA(IT)CH DIRECTION -Part IV (tamat)-


Ini hari terakhir liburan kami di tanah rencong..

Jadi kami bergerak dari hotel sekitar pukul 10 dan itu udah bawa semua barang yang akan diangkut untuk pulang. Kami ngerental mobil + supir seharga 400 ribu untuk bawa kami jalan-jalan seharian. Jalan-jalan pertama yaitu ke Pantai Lampuuk. Sampai di Lampuuk ternyata sunyi sesunyi sunyinya karena masih pagi. Awalnya kami mau ke musium tsunami tapi berhubung musiumnya belum buka makanya kami kesini. Gak jauh beda sama pantai di Sabang, airnya biru buat mata pangling dan mau nyebur (tapi gak bisa nyebur). Bedanya disini udah banyak yang jualan berbagai macam makanan dan banyak pondok kecil untuk tempat duduk. Karena cuma kami pengunjungnya ya jadi serasa pantai milik sendirilah, lari sana lari sini, foto berbagai pose, dan syuting video hahahaha. Kami gak lama disini, gak sampe juga sekitar satu jam lalu kami beranjak untuk makan mie leupung. Mie leupung ini mie aceh yang wajib dijelajahi bagi para pelancong. Rasanya uwow, gak usah ditanya lagi
.
Mirip boyband korea bukan?

Lampuuk Beach




Selepas makan mie leupung, jujur aja karena kekenyangan kami ngantuk dan gak sadar ternyata kami dah nyampe ke Gampong Lampulo. Jadi disini ada kapal nelayan yang nyangkut diatas rumah warga ketika diterjang oleh gelombang tsunami. Dan ternyata kapal tersebut juga menyelamatkan sekitar puluhan warga juga.


Nah, ini dia kapal yang diatas rumah. Jelas bukan?


Gak lama di gampong Lampulo, kami bergegas ke Museum Tsunami. Nah, di museum tsunami ini terdapat banyak bukti-bukti tragisnya terjangan tsunami yang menerpa Banda Aceh pada 26 Desember 2004. Banyak yang bisa dilihat, namun kami kurang puas karena terburu-buru supaya bisa melancong ke tempat lainnya.



Setelah dari museum Tsunami, kami ke Gampong Punge Blang Cut di dekat Pelabuhan Uleelheu untuk melihat kapal PLTD Apung. Luar biasa besar kapalnya, dan anehnya kenapa kapal yang bermaterialkan baja dengan berat ribuan ton tersebut bisa ada ditengah-tengah pemukiman warga. Kebayang kan gimana besarnya terjangan tsunami 2004 yang lalu. Oh ya, dari atas kapal ini ada teropong yang bisa digunakan untuk memandang Kota Banda Aceh beserta lautnya. Bahkan kalau hari cerah pulau Sabang pun bisa kelihatan (kata guide sih begitu). Hanya dengan memasukkan recehan 500 rupiah bisa memandang melalui teropong selama 1 menit.


Puas di PLTD Apung, kami bergegas untuk ke Bandara Sultan Iskandar Muda. Dikarenakan pas pergi kebanyakan muntah, akhirnya teman-teman saya memutuskan untuk pulang dengan pesawat. Hahahah. Kalau saya tidak pulang dong, masih betah disini dan masih mau berkeliling-keliling Aceh. Nah, cerita selanjunya bakalan menyusul ya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar